TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Putra Mahkota {6}



Putra Mahkota {6}

0Sore ini, Chen Liao Xuan tampak sedang duduk bersemedi, menenangkan diri dan kembali mengumpulkan semua tenaganya. Dia tidak mau kalau sampai semua rasa sedih dan keterpurukannya atas kehilangan Liu Anqier terus berlalu, dan yang lebih dari itu adalah dia juga harus membuktikan kepada dunia kalau Xie Ming Zhen telah bersalah atas semua yang ada di sini. Chen Liao Xuan sama sekali tak menyangka, jika kedatangannya benar-benar tampak hambar dan biasa saja. Tidak ada Jiang Kang Hua, tidak ada Li Zheng Xi, tidak ada yang lainnya yang membuat dia rindu dan mengatasi semua kesakitan juga kesepian atas apa yang telah terjadi selama ini. dia rindu, rindu dengan semuanya. Dia juga penasaran apa yang mereka lakukan sekarang. di alam iblis yang tentunya masih genting, karena masih banyak penjahat yang belum terkalahkan. Dengan begitu tiba-tiba Chen Liao Xuan membuat mata, pandangannya pada Li Qian Long yang sudah duduk di depannya sambil membaca sebuah kitab besarnya.'     
0

"Apakah Putra Mahkota sudah selesai?" tanya Li Qian Long. Chen Liao Xuan tampak diam, kemudian dia mengibaskan ujung pakaiannya. Berdehem dan melihat pelayan menuangkan teh untuknya, kemudian Chen Liao Xuan menyesapnya dengan pelahan. "Putra Mahkota, setelah hamba membaca suratan takdir yang terjadi pada Dewi Anqier, sepertinya dalam lima ribu tahun lagi seorang Dewi tertinggi di sini akan melahirkan seorang putri, dan dia adalah Dewi Anqier. calon Ratu Langit yang berjodoh untuk Putra Mahkota. Masalahnya adalah, apakah Putra Mahkota bersedia menunggu selama lima ribu tahun lagi?" tanya Li Qiaon Long.     

"Kau tentu juga tahu betul apa jawabanku, Dewa Li. Janganlah lima ribu tahun, seratus tahun pun aku akan menunggu."     

"Tapi, salah satu syarat untuk mengangkat Putra Mahkota menjadi Raja adalah dengan adanya pernikahan antara dua kerajaan Putra Mahkota."     

"Aku tidak akan pernah peduli, aku sudah cukup menyerah, aku sudah cukup mengalah demi semua aturan konyol itu. namun pada akhirnya akulah yang dikhianati, akulah yang selalu mengalah atas semua ini, Dewa Li. Tidak untuk sekarang, apa pun yang terjadi aku harus menunggu Anqier. aku tidak mau menikah lagi selain dengan dia. Aku tidak peduli apa yang akan dikatakan semua orang. Aku hanya mau Anqier, Dewa Li."     

"Maka Putra Mahkota akan menjadi Raja pertama yang hanya memiliki Ratu tanpa Selir," kata Dewa Li. Chen Liao Xuan hanya bisa mengulum senyum kemudian dia menghela napas panjangnya.     

Sementara itu di sisi lain, Jiang Kang Hua tampak duduk berdua dengan Li Zheng Xi Untuk pertama kali keduanya kini saling pandang dan duduk berhadapan seperti ini. padahal biasanya mereka lebih memilih saling diam dan saling menghindar. Li Zheng Xi tampak menuangkan minuman yang ada di gelas kemudian dia memandang pada Jiang Kang Hua lagi dengan wajah jenakanya.     

"Panglima Jiang, apakah ada sesuatu yang aneh? Kenapa kau memandangku dengan seperti ini? apakah setelah sekian lama kita tidak berbincang berdua telah membuatmu menjadi canggung dan sungkan seperti inu? Aku rasa itu semua bukan kau, kan?" tanyanya. Jiang Kang Hua pun tersenyum mendengar ucapan yang dilempar oleh Li Zheng Xi, dia lalu memandang langit luas yang begitu tinggi. Jujur ada rindu kepada rajanya, juga rindu kepada Liu Anqier. dia sama sekali tak tahu apakah dia masih bisa melihat keduanya lagi atau bukan. Dan tentang Liu Anqier, dia benar-benar takut kalau sampai sosok itu reinkarnasi pada sosok yang tidak diharapkan sama sekali.     

"Bukan seperti itu, Penasihat Li. Aku sama sekali tak menyangka dengan semua yang telah terjadi di sini. Bahkan setiap kali aku membayangkan membuatku bingung dan tak bisa berpikir sama ssekali. Aku melihatmu menjadi sosok yang tak terlupakan sekali. bagamana bisa Raja kita adalah Putra Mahkota kerajaan langit, bagaimana bisa kau juga adalah titisan dari Dewa. Bukankah itu hal yang sangat tak masuk akal? Dewa menjadi iblis dan berada bersama dengan iblis, kumpul, tinggal dan menjalani hidup bersama. Sebuah hal yang berada di luar nalar sama sekali."     

"Kadang-kadang aku juga berpikir seperti itu, Panglima Jiang. Atas keputusan dari Raja Langit yang benar-benar tidak masuk akal. Itulah sebabnya dulu aku tak berpikir panjang, aku tidak tega membiarkan Putra Mahkota berada di iblis dengan sangat mengerikan. Siapa yang tega? Tidak ada sama sekali."     

"Tapi, bukankah semua itu juga karena kamu?" tanya Jiang Kang Hua tang berhasil membuat Li Zheng Xi terdiam tanpa kata. Bagaimana tidak, dikatakan seperti itu benar-benar membuat Li Zheng Xi tidak bisa berkutik lagi. "Aku sudah tahu tentang rencanamu dengan Pangeran Xie, bersekongkol untuk menyingkirkan Dewi Anqier, kemudian memfitnah Penasihat Raja agar Putra Mahkota murka kepada Penasihat itu. aku yakin kalau kamu tidak menyangka jika Raja Langit akan memutuskan hal sampai separah ini kan? aku yakin sekali dengan itu semua. Itu sebabnya kau melalkukan tindakan bodoh dengan mengikuti langkah Putra Mahkota Kerajaan Langit. iya kan?" kata Jiang Kang Hua lagi.     

"Ya, apa yang kau ucapkan adalah benar sama sekali, Panglima Jiang. Apa yang kau katakan adalah benar sekali. aku benar-benar sangat cemburu waktu itu kepada Dewi Anqier. karena Putra Mahkota menjadi jauh denganku, dia leboh sibuk dan asyik menghabiskan waktunya bersama dengan Dewi Liu. Sementara saat itu suasana sedang dalam keadaan genting. Pangeran Xie terus menekannya dalam masalah perebutan kekuasaan kerajaan. Satu saja kesalahannya akan digunakan Pangeran Xie untuk melengserkannya dari singga sana. Aku sudah berkali-kali mengingatkan kepada Putra Mahkota untuk bisa menahan diri, tapi tidak diabaikan sama sekali. dia terus mengumbar kemesraannya bersama dengan Dewi Anqier. dan hingga saat aku melihat dia bercinta dengan Dewi Anqier di kediamannya, saat itu juga aku melihat Pengran Xie melihatnya juga. karena aku kesal aku pun memberikan sebuah tawaran untuk bekerja sama dengan Pangeran Xie. Awalnya aku berpikir hanya, sampai pada aku dan dia menyingkirkan Dewi Anqier. setelah semuanya selesai aku akan berada di pihak Putra Mahkota lagi. Namun agaknya aku dijebak dengan begitu nyata. semuanya menjadi sia-sia. Bagaimana tidak, Pangeran Xie lepas tangan, aku yang disuruh membunuh dan aku juga yang disuruh menyelesaikan semuanya. Aku semua yang harus melakukan ini semua, karena aku sudah tidak punya akal lagi karena terus didesak oleh Putra Mahkota yang baru saja pulang dari perang dan melihat ini semua, akhirnya aku melemparkan semua kesalahan kepada Penasihat Raja. Aku benar-benar merasa bersalah setelah itu, dan aku sama sekali merasa tidak bisa mengampuni diriku sendiri. Penasihat Raja adalah seniorku yang paling baik, dan aku bersikap jahat kepadanya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.